oh yah ada yang lupa pakar kita yang sdh nulis 4 buku yang sangat berguna buat kita yaitu bapak Desmond Wira
dan pakar Trading System pak Michael Anggelo dan banyak lagi (maaf saya tidak ingat semua) yang diam belum berkomentar padahal ilmu mereka sangat dahsyat dan mampu konsisten profit dalam jumlah yang luar biasa mengalahkan gaji para CEO perusahaan terkemuka.
Dennij asyik ya kita ngikutin diskusi para pakar seperti pak Wisnu dan pak Timur dan para pakar lainnya seperti pak Eco ,pak Eko ,pak Isfandi,pak Abdul,pak Bassir,pak christoper ,pak greenhorn,pak Kenzie ,pak Tommy ,Dr Anas, pak Colonel ,pak Hok 1 ,pak junior Tr dan masih banyak pakar lainnya.
memang milist kita dahsyat banyak mahaguru disini melebihi kampus kampus ternama di dunia .
rasanya milist Ami broker kita terbaik didunia
dengan rajin membaca postingan di milist ini ilmu kita tambah banyak
walau saya musti baca berulang ulang agar ngerti.
he he ilmu mereka luar biasa dan tidak bakal dapat di work shop
topik yang diangkat pasti berguna buat kita semua
tentang DCA
ini ada cuplikan artikel lama tentang DCA
(catatan :ini hanya salah satu metode investasi dan tidak semua orang suka ).
Dollar Cost Averaging, or DCA, is a technique where you purchase a fixed dollar amount of your favorite investment at regular intervals, such as once per month.
When prices are down, you will receive more shares. When prices are higher, you will receive fewer shares. The idea is that you will be able to take advantage of dips in the prices but also minimize buying at higher prices. In the long run your average share price will be somewhere between the highs and lows throughout that time period, resulting in less volatility than putting all your money into just one or two large trades.
This technique is very simple and can be set to run automatically on many online brokerages such as ShareBuilder. This is a great option for investors who do not have time to sit at a computer every day watching for the perfect price to come along.
Example
Let's say two traders have $10,000 to buy Microsoft shares.
Trader A decides to put half of his money in right now at $28 per share, for 187 shares, and half of his money next month at $30 per share, for 166 shares.
Overall, he purchased 353 shares at an average price of $28.94.
Trader B decides to use DCA over a 4-month period, whichis $2,500 per month. He receives 89 shares at $28, 83 shares at $30, 96 shares at $26, and 92 shares at $27.
Overall he purchased 360 shares at an average price of $26.67.
In this case, Trader B came out on top, purchasing 2% more shares at nearly 8% less than Trader A. That won't happen in every case, but you get the idea.
Why it Works
Since the markets have historically gone up over the long run, buying shares at regular intervals over the long run should go up too. DCA should reduce the effect of volatility in the prices throughout the year, but it will probably reduce your chances of large gains. This is the classic tradeoff in investing of risk versus reward.
Further Diversification
Any single stock has the potential to "bomb" on you, causing massive losses. One great way to reduce this risk greatly is to trade mutual funds, which often spread out your money over hundreds of different stocks. Combined with DCA, you should have a relatively safe and easy investment strategy.
Disclaimer
This technique is not guaranteed to make you profits or eliminate the risk of losing money. It is really just a way to average out share prices. For example, if a stock is dropping in price every month, your average price will be lower and lower, resulting in a loss overall.
http://www.semuabisnis.com/articles/139393/1/Smart-Investing-with-Dollar-Cost-Averaging/Page1.html
Dollar Cost Average – Strategi Menghadapi Bear Market
Oktober 27, 2008 oleh RoxaR
"Wah market kok turun terus ya Om…. Bagaimana kita bisa tahu tandanya kalau sampe bottom, kapan investasinya kalau gini??"
"Ya masuk average saja Thole…. pake DCA biar ga nyangkut dipohon kelapa"
"Layang layang kali nyangkut di pohon…. "
"Hussst….."
Mungkin penggalan kalimat ini sering dihadapi dimasa bearish berat seperti sekarang ini, Market bergerak turun tajam karena tidak seimbangnya permintaan dan supply yang ada. Setiap hari sering dilihat saham saham selalu auto reject batas bawah.
Strategi menggadapi market seperti ini tentunya dibutuhkan money management yang bagus agar meminimalisasi lost yang mungkin didapatkannya. Salah satu strategi yang cukup ampuh untuk berinvestasi di market seperti ini adalah dengan cara DCA (Dollar Cost Average).
–oOo–
Dollar cost average adalah teknik yang digunakan untuk mereduksi resiko dalam berinvestasi dengan cara membeli saham atau instrument investasi menggunakan interval waktu dan jumlah dana yang tetap. Beberapa investor sukses telah membuktikannya dengan melakukan DCA dapat mengurangi resiko lost yang dihadapi dalam beinvestasi dalam jangka panjang.
Dollar Cost Average: Apakah itu?
Dalam melakukan investasi, investor mengambil posisi dengan membeli instrumen investasi dengan jumlah dana yang sudah dintentukan besarnya dan mekalukan pembelian secara bertahap setiap periode tertentu untuk jangka waktu investasi yang panjang, Sehingga jika instrumen investasi tersebut turun membeli dengan jumlah dana yang sama akan didapatkan insturmen investasi tersebut yang semakin banyak. Dalam kondisi market yang sedang turun (Bearish) teknik ini dapat menghasilkan average mendekati bottom market. Sehingga resiko porensial lost yang didapat akan semakin kecil.
Rencana Untuk Melakukan Dollar Cost Average
Untuk memulai rencana dollar cost average, ada beberapa hal yang harus dilakukan.
- Putuskan secara tepat berapa dana yang anda alokasikan untuk investasi setiap bulan. Pastikan bahwa dalam lakukan averaging anda melakukanya dengan konsisten, jika dilakukan dengan tidak konsisten metode ini tidak akan efisien.
- Pilihlah instrumen investasi atau saham yang anda ingin beli untuk jangka panjang, paling tidak lima sampe sepuluh tahun.
- Pada interval reguler (mingguan, bulanan, per quarter), Investasikan uang anda pada instrumen investasi yang anda pilih, dalam hal ini pilih saham yang sudah direncanakan sebelumnya.
Contoh Untuk Rencana Dollar Cost Average
Misalkan anda memiliki dana Rp. 15.000.000,- Anda ingin menginvestasikan pada saham A. Pada Tanggal 1 Januari 2000. Ada dua cara yang bisa dilakukan, anda bisa menginvestasikan dana tersebut dengan lum sum method (beli dan hold dalam sekali transaksi), atau anda dapat melakukan rencana dollar cost average pada metode investasi anda. Misalkan ada akan melakukan investasi Rp1.250.000,- setiap quarter untuk tiga tahun. (Lihat tabel I)
Jika anda investasikan Rp 15.000.000,- pada saham A, pada tanggal 1 Januari 2002, anda akan dapat membeli 2644 saham pada harga Rp. 5.672. Dengan dollar cost average pada saham selama tiga tahun terakhir, anda akan memperoleh 7462 saham pada harga penutupan, Meskipun masih ada lost, saham A hanya butuh naik ke Rp.2.010,- untuk anda memperoleh BEP (Break even point), bukan Rp. 5.672,-, nilai yang diperoleh jika tidak menggunakan dollar cost average.
Untuk memperoleh BEP tanpa menggunakan dollar cost average dibutuhkan kenaikan sebesar Rp. 5.672,-. Dengan menggunakan dollar cost average, anda akan mendapatkan profit sebesar Rp. 2.732,- ketika harga saham A menyentuh level BEP tanpa dollar cost average. (Rp 5.672,- harga jual – Rp. 2.010,- average cost = Rp 3.662,- profit x 7462 saham = Rp 27.325.844,- total profit).
Table 1: Saham A dengan Dollar Cost Averaging
Invest date
Amount
Price per share
Shares purchased
Jan. 2000
Rp. 1,250,000
Rp 5672
220.4
Apr. 2000
Rp 1,250,000
Rp 5419
230.7
Jul. 2000
Rp 1,250,000
Rp 3134
392.7
Oct. 2000
Rp 1,250,000
Rp 2260
533.1
Jan. 2001
Rp 1,250,000
Rp 2210
565.0
Apr. 2001
Rp 1,250,000
Rp 1905
656.2
Oct. 2001
Rp 1,250,000
Rp 1813
689.5
Jan. 2002
Rp 1,250,000
Rp 1614
774.5
Apr. 2002
Rp 1,250,000
Rp 1458
857.3
Jul. 2002
Rp 1,250,000
Rp 866
1443.4
Oct. 2002
Rp 1,250,000
Rp 1164
1073.9
Total
Rp 15,000,000
Rp 2010 avg.
7462.1 shares owned
Dengan melakukan metode dollar cost average maka anda akan memperoleh tingkat resiko lost yang semakin kecil. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode ini adalah disiplin dengan time interval yang ditentukan dan time frame investasi jangka panjang.
http://roxar.wordpress.com/2008/10/27/dollar-cost-average-strategi-menghadapi-bear-market/
Pilihlah Strategi Investasi yang Sesuai Dengan Anda
Usai menilai situasi keuangan Anda, kini bolehlah Anda amati apa saja strategi investasi yang mungkin diterapkan. Bicaralah dengan perencana keuangan yang andal. Besar kemungkinan Anda akan mendengar darinya istilah-istilah seperti dollar-cost averaging, diversifikasi, dan alokasi aset. Ketiganya merupakan metode dasar investasi yang diterapkan oleh sekian banyak investor sukses. Tak ada salahnya Anda coba.
Dalam dunia investasi dikenal peribahasa time in the market is better than timing the market. Artinya, punya banyak waktu untuk investasi (time in the market) lebih baik ketimbang memperkirakan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual investasi (timing the market). Mustahil memastikan dengan akurat kapan pasar membaik atau memburuk, tapi investasi yang diendapkan lama-lama pastilah menguntungkan. Dollar-cost averaging menyanjung tinggi konsep itu.
Dengan dollar-cost averaging, Anda menginvestasikan sejumlah tetap uang secara rutin, misalnya dengan membeli reksadana tiap bulan. Kalau Anda ikuti strategi ini, jangan coba-coba melakukan market timing. Teruslah tanamkan uang secara rutin, jangan sampai melewatkan satu kala tanpa berinvestasi hanya karena kinerja pasar saham saat itu.
Premis dollar-cost averaging: Anda tidak pernah bisa memprediksi secara akurat pasar saham sepanjang waktu. Karena itulah lebih baik Anda beli "mencicil", dalam jumlah kecil tapi rutin, ketimbang menginvestasikan seluruhnya sekaligus dalam satu waktu.
Strategi ini tidak melindungi Anda dari fluktuasi pasar. Tapi setidaknya, biaya investasi rata-rata lebih rendah dibandingkan kalau Anda berinvestasi dalam satu waktu. Dengan investasi "mencicil", Anda bisa beli lebih banyak saham saat harga rendah, dan lebih sedikit saham saat harga tinggi.
Dollar-cost averaging sangat berguna saat pasar bergejolak, atau saat Anda tidak yakin ke mana arahnya. Jujur saja, bukankah itu yang sering menimpa kebanyakan orang?
Diversifikasi. Kunci tiap rencana investasi yang sukses adalah diversifikasi: Sebarkan uang Anda ke sejumlah instrumen investasi yang berbeda.
Katakanlah Anda seorang penjual kaki lima yang berdagang di dekat stadium yang ramai. Kalau Anda ingin menerapkan diversifikasi, dagangan tentu bervariasi: kacamata saat hari cerah, payung saat hujan. Ini analogi sederhana, tapi prinsip serupa bisa diaplikasikan ke investasi.
Karena produk yang berbeda memiliki karakteristik berbeda, diversifikasi tepat diterapkan kalau tujuannya adalah mengurangi risiko. Kemungkinan terancamnya seluruh portfolio gara-gara satu instrumen investasi pun terhindari. Ini membawa kita ke alokasi aset.
Berapa banyak yang Anda akan investasikan ke saham? Berapa banyak yang Anda ingin curahkan ke obligasi? Akankah Anda lebih banyak menanam di reksadana India-sentris, ataukah Euro-sentris lebih memikat? Alokasi aset adalah pendekatan metodis yang membantu Anda menemukan jawaban atas semua pertanyaan itu. Beda aset, beda pula profil risiko dan untungnya. Pun reaksinya terhadap lingkungan pasar tertentu.
Kombinasi aset dalam portfolio Anda semestinya bertujuan mengurangi risiko Anda. Tapi alokasi seperti apa tepatnya? Itu keputusan pribadi Anda, tergantung cakrawala investasi dan toleransi Anda terhadap risiko.
Tentukan seberapa agresif Anda berinvestasi.
Ekuitas, misalnya, dianggap kelas aset yang lebih berisiko. Karenanya juga berpotensi lebih menguntungkan. Kalau Anda ingin melancarkan strategi investasi yang lebih agresif, coba warnai portfolio Anda dengan lebih banyak saham, lantas kurangi instrumen investasi tunai dan obligasi.
http://mywealth.co.id/topic/belajar-berinvestasi/pilihlah-strategi-investasi-yang-sesuai-dengan-anda/
Dollar Cost Averaging (DCA)Kamis, 26 Juni 2008 | 17:31Banyak investor yang menginvestasikan dananya sekaligus dalam suatu instrumen investasi, pada waktu yang bersamaan. Jika harga instrumen ini kemudian naik, investor memang akan untung besar. Tapi, risikonya juga besar. Jika harga instrumen itu ternyata jatuh di bawah harga beli investor, ia pasti akan langsung merugi. Untuk mengurangi risiko ini, investor bisa menerapkan dollar cost averaging (DCA).
Salah satu pekerjaan yang paling sulit ketika berinvestasi di saham adalah menebak titik terendah (bottom) dan titik tertinggi (top) indeks atau harga suatu saham. Ya, berusaha menebak arah pasar dengan persis adalah sangat sulit. Idealnya, investor memang mesti membeli saham di harga paling murah dan menjualnya di harga paling tinggi. Tapi, dalam kenyataannya, hal ini hampir mustahil dilakukan.
Karena itulah, kemudian muncul strategi yang disebut dollar cost averaging (DCA). Sekilas, menilik namanya, strategi ini memang terdengar rumit. Padahal, sebenarnya DCA adalah strategi yang sangat sederhana. Tapi, strategi ini sangat berguna untuk investor, baik investor saham, obligasi, maupun reksadana.
DCA merupakan proses membeli produk investasi dengan modal yang tetap secara berkala dan terus-menerus, tanpa memperhatikan harga produk investasi itu. Untuk kasus di pasar saham, karena menggunakan dana yang jumlahnya tetap, artinya investor akan memperoleh saham yang lebih banyak saat harganya turun dan lebih sedikit saat harganya naik. Ujungnya, jika dihitung, rata-rata harga pembelian saham itu akan relatif murah.
Ambil contoh, Anda memperoleh warisan deposito Rp 100 juta. Anda bisa saja menginvestasikan dana ini sekaligus di waktu yang bersamaan dalam satu produk reksadana atau saham. Tapi, risikonya tinggi. Sebab, jika harga produk investasi itu turun, Anda sudah pasti rugi.
Lain halnya jika Anda secara bertahap menginvestasikan Rp 10 juta setiap bulan dalam jangka waktu 10 bulan. Jika harga produk investasi turun, Anda belum tentu akan langsung merugi. Sebab, bisa jadi rata-rata harga pembelian Anda masih lebih rendah dibandingkan harga saat itu.
http://personalfinance.kontan.co.id/v2/investasipemula/read/11/Dollar-Cost-Averaging-DCA
2011/4/9 dennij <dennij.ru@gmail.com>
Maaf pak, DCA itu apa yah?
Gambar di bawah itu display scan berdasaarkan formula AFL dibawah? Formula itu sdh lengkap or potongannya saja pak?
Salam,
Dennij R
From: amibroker-4-bei@yahoogroups.com [mailto:amibroker-4-bei@yahoogroups.com] On Behalf Of Timur Langit
Sent: 07 April 2011 13:04Subject: RE: [Komunitas AmiBroker] Resend: Development Update Pyramid + DCA f/ Timur Langit (Fwd:[#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average)
Terimakasih Pak Wisnu… Sangat mencerahkan, dan menarik sekali system yg Bapak miliki, terutama yg saya warnai di body email Pak Wisnu. Sepertinya memang hal itu yg bikin perbedaan system kita ya? Masih banyak yg hartus di coba2 nih kayanya, he he he….
Oh ya, ttg DCA, Saya dapat contoh DCA ini di web Amibroker/guide tetapi kok ketika dijalankan nggak memberikan hasil ya… dibawah contoh hasil pada AALI dari tahun 2001.
Apanya yg salah ya?
http://www.amibroker.com/guide/h_pyramid.html
FixedDollarAmount = 500;
MonthBegin = Month() != Ref( Month(), -1 );
FirstPurchase = Cum( MonthBegin ) == 1;
Buy = IIf( MonthBegin, sigScaleIn, 0 ); // each month increase position
Sell = 0; // we do not sell
PositionSize = FixedDollarAmount;
From: amibroker-4-bei@yahoogroups.com [mailto:amibroker-4-bei@yahoogroups.com] On Behalf Of Wisnu Mobile
Sent: Thursday, April 07, 2011 12:10 AM
To: amibroker-4-bei@yahoogroups.com
Subject: Re: [Komunitas AmiBroker] Resend: Development Update Pyramid + DCA f/ Timur Langit (Fwd:[#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average)
Halo Pak,
Dari lamanya respon Suppport, then it must be something uncommon, belum ada referensi, sehingga perlu custom backtest codes. Let's see lah..
Pyramid - mestinya aman dan profitable - kita pernah test. Tetapi tidak optimum. Argumen saya beberapa bulan yang lalu, adalah setiap penambahan posisi baru membawa 50:50 peluang untuk sukses dan gagal. Opini saya, itu kenapa jarang sekali ada pola yang universally acceptable - tentang bagaimana averaging up.
ScalingOut punya concern yang sama, setiap keputusan membawa 50:50 peluang.
By the way, saya tidak mengatakan averaging up salah - tetapi saya memilih untuk full power (menurut aturan PositionSize yang saya pakai), di setiap opportunity yang muncul. Apabila opportunity itu muncul di saham yang sama, efek nya seperti averaging up. Tetapi untuk saya, dan my system - dua trades tersebut, completely separated packages - dengan risk profilenya masing2. Tetapi satu exit condition, berlaku general - semua posisi di stock yang sama, akan exit bersama-sama.
Rupanya, Howard bandy punya comment yang sama. He's got more research than me.. so his comment carries weight.
Bukankah dengan aturan pyramid, dan PositionSize >>> total capital dialokasikan untuk SATU PositionSize, akan menjadi JARANG dieksekusi full power? Mestinya jadi underutilized capital, isn't?
Untuk konteks kedua, DCA. Mestinya positif - bisa diuji dengan example di GUIDE. Tentunya selama digunakan dengan skenario yang juga survive the test ya..
So, YES. Dengan dua separated test: Pyramid + DCA, anda bisa punya gambaran solid, tentang bagaimana overall sistem akan perform.
Salam belajar.
2011/4/6 Timur Langit <timurlangit.is.here@gmail.com>
Sorry baru sempat balas…
Thank you Pak Wisnu atas kebaikan hatinya.
Saya dapat menerima bahwa kita tidak boleh terlalu mengusahakan system yg 'handal'. Itulah sebabnya kenapa muncul tantangan system 'semi investor' ini. System yg sebetulnya tidak complete dan maksimum.
Saya berkesan dengan quote Pak Wisnu yaitu "kenapa kita bisa tahan FLOATING LOSS, tapi tidak tahan FLOATING GAIN", yg kalau dilihat system pada gambar di bawah, adalah jawaban dari quote Pak Wisnu itu, yaitu jika masih positif, boleh dong nambah kalau ada tambahan dana (tiap bulan).
Tapi challengenya adalah, apa betul dgn system 'semi investor' ini nantinya akan untung? Jangan2 malah menghapus keuntungan yg susah2 dibangun?
Bisakah kesimpulan both sides "DCA" dan "Pyramid" menjawab pertanyaan ini dan memberikan kita keyakinan untuk menggunakannya?
Timur
From: amibroker-4-bei@yahoogroups.com [mailto:amibroker-4-bei@yahoogroups.com] On Behalf Of Wisnu Mobile
Sent: Tuesday, April 05, 2011 7:54 AMSubject: Re: [Komunitas AmiBroker] Resend: Development Update Pyramid + DCA f/ Timur Langit (Fwd:[#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average)
Let's discuss.
Menurut saya, IMHO, dari kacamata trader/investor - yang kita cari bukan PERFECT system. CUKUP REPRESENTATIF terhadap konsep yang mau diuji saja, sudah cukup. Ini opini saya, feel free to have different ones.
Sehingga, ketika saya berhadapan dengan kompleks idea, saya punya dua pilihan:
1. Full effort, chasing a complete system. Saya kenal satu senior, beliau me-rewrite BW's Alligator, ribuan lines - complete system. Tetapi kemudian beliau berhenti - karena sistemnya menjadi kompleks sekali. Jadi harta karun terpendam tuh.. Ayo diteruskan, Pak. Hehe..
2. Break it into pieces, and test it as separate systems.
Saya selalu memilih yang kedua. Dan rupanya Pak Bandy pun memilih jalan yang sama.. Jangan2 dia ikut milis kita diam2, terus baca tulisan kita, huahaha... Joking ya..
Oya, point2 diskusinya Pak Bandy sangat berharga untuk dipahami. Jangan dilewatkan ya..
Dalam case Pak Timur ini, konsep bisa dipecah dalam 2 gelondongan besar:
1. Scaling In-Out normal, sudah pernah kita test. Disini kita bisa evaluasi EXPECTANCY dari skenario pyramid ini.
2. DCA dengan fix monthly saving, ada contohnya di GUIDE. Dan kita pun bisa evaluasi EXPECTANCY nya.
Dari dua EXPECTANCY ini, kita akan punya rough estimates complete system PYRAMID + DCA.
Anyway, bukan men-discourage ya, Pak Timur. Kita tetap tanya ke SUPPORT. Hehe.
Saya cuma mau share sudut berpikir - untuk selalu mengambil PATH OF LEAST RESISTANCE - supaya siapapun ketika memulai develop sistem, dan mendapati konsepnya kompleks - jangan menyerah duluan.
Break apart, and test independently.
Semua ini my opinion, feel free to have different ones.
Salam.
On Tue, Apr 5, 2011 at 4:19 AM, <timurlangit.is.here@gmail.com> wrote:
Asli puyeng...... Asli mumet....
Harus ambil cuti nih.
Selain Pak Wisnu, ada Pak Abdul Halim, Chris dan Pak Eko nih yg bisa diharapkan dapat membantu menyelesaikan challenge ini.
Semoga....
TimurSent from my BlackBerry® by dtac.
From: Wisnu Mobile <wisnu.working@gmail.com>
Sender: amibroker-4-bei@yahoogroups.com
Date: Mon, 4 Apr 2011 21:54:41 +0700
To: AB4<amibroker-4-bei@yahoogroups.com>
ReplyTo: amibroker-4-bei@yahoogroups.com
Subject: [Komunitas AmiBroker] Resend: Development Update Pyramid + DCA f/ Timur Langit (Fwd: [#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average)
Calling Pak Timur. Hehe..
Silahkan dibaca-baca referensi yang dikirimkan MG.
Dan satu lagi, comment dari Howard Bandy: http://finance.groups.yahoo.com/group/amibroker/message/151519
Quite a shocking comment bagi penganut paham averaging in/out. Tapi worth to understand the point, at least. Sebelum memutuskan untuk betulan terjun jadi full-time AFL programmer.. Hehe..
Salam.
---------- Forwarded message ----------
From: Wisnu Wijayanta <wisnu.wijayanta@gmail.com>
Date: Mon, Apr 4, 2011 at 5:25 PM
Subject: Re: [#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average
To: AMIBROKER SUPPORT <support@amibroker.com>
Marcin,
Thanks, but still need a lot of help. Forgive me for my lack of programming skill.
I add the code below to my system in research, but I guess its a total failure, can you please help to correct?
First of all, I don't want to rewrite the pyramid position sizing, into this custom procedures. So, what I need is only HOW to adjust the PORTFOLIO EQUITY - so the scaling in/out can take over after that.
Thanks.
function IsEOM(dn, bar)
{
rc = False;
if (bar >= 0 && bar < BarCount-1)
{
mm = int((dn[bar] % 10000) / 100); // Month of passed bar
mmn = int((dn[bar+1] % 10000) / 100); // Month of next bar
rc = mmn != mm; // End of month if not same
}
return rc;
}
SetCustomBacktestProc(""); // Start of custom backtest procedure
if (Status("action") == actionPortfolio)
{
bo = GetBacktesterObject(); // Get backtester object
bo.PreProcess(); // Do pre-processing
bo.InitialEquity = 50000000;
dn = DateNum(); // Array for finding end of month
for (i = 0; i < BarCount; i++) // Loop through all bars
{
if (IsEOM(dn, i)) // Scale trades only on last bar of month
{
bo.Cash=2000000;
}
}
bo.PostProcess();
}
On Mon, Apr 4, 2011 at 3:17 PM, AMIBROKER SUPPORT <support@amibroker.com> wrote:
Hello,
If you want to increase equity by adding capital each month, then you can do it in custom backtest procedure by modifying CASH property of the backtester object.
http://www.amibroker.com/guide/a_custombacktest.html
http://www.amibroker.org/userkb/2008/03/16/amibroker-custom-backtester-interface-2/
On the other hand - you can define initial equity, then just recalculate your position-sizing algorithm within the backtest (e.g. based on number of months since the beginning of the test) - all depends on the exact rules you want to follow regards the position-sizing.
Best regards
Marcin Gorzynski
Amibroker.com Technical Support
From: Wisnu Wijayanta
Sent: Sunday, April 03, 2011 2:35 PM
To: support@amibroker.com
Subject: [#83054] How to PYRAMID with spsPercentOfEquity + Dollar Cost Average
Hallo Support,
How can I execute this scenario? Please help. Many thanks in advance.
1. I have X initial capital to start trade.
2. I have Y additional capital to be added PER MONTH to my equity.
3. I have a pyramid scenario with spsPercentOfEquity (working OK, WITHOUT this DCA additional).
I am thinking along the line, loop calculation of EQUITY at the beginning of each month, as a function of last equity value + Y.
Please help me with the skeleton.
Best regards,
Wisnu.
__._,_.___
Apabila membutuhkan software AmiBroker, Realtime Intraday Data & Pelatihan silahkan kontak : Dendo Valentino | Cell : 08159304868 | e-mail: amibrokerfreak{at}yahoo.co.id | YM id : dendov | http://www.facebook.com/dendo.amibrokerfreak | http://www.amibroker-4-bei.org
![]()
Your email settings: Individual Email|Traditional
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch to Fully Featured
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
No comments:
Post a Comment